MATERI PELAJARAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
TENAGA KERJA ASING - BIDANG KONSTRUKSI
. Penjelasan mengenai sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja di Taiwan, konsep dasar mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja serta uraian jenis-jenis
kecelakaan pada bidang industri tertentu
1-1 Sistem keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
Eksekutif
Yuan
Pemerintahan
setempat
Pemerintahan
daerah / kota
Dewan
Tenaga Kerja
Biro
Tenaga Kerja
setempat
Kantor Bagian
Inspeksi
Tenaga Kerja
Perusahaan
Dewan Keselamatan dan Kesehatan
Mandor pengawas di tempat kerja
Instansi
Ketenagakerjaan
Lembaga yang
dibawahi
Pemilik Usaha
Biro
Tenaga Kerja
daerah / kota
Divisi
Administrasi
Tenaga Kerja
Divisi
Kesejahteraan
Tenaga Kerja
Pusat
Konseling
Tenaga Kerja
Asing
2
1-2 Pencegahan merupakan cara yang paling efektif
Konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja :
Dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja yaitu : 「perilaku yang
tidak aman」 dan 「kondisi lingkungan yang tidak aman」, berdasarkan data dari Biro
Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi sampai saat ini
adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut:
1. sembrono dan tidak hati – hati
2. tidak mematuhi peraturan
3. tidak mengikuti standar prosedur kerja.
4. tidak memakai alat pelindung diri
5. kondisi badan yang lemah
Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak
bisa dihindarkan (seperti bencana alam) , selain itu 24% dikarenakan lingkungan atau
peralatan yang tidak memenuhi syarat, dan 73% dikarenakan perilaku yang tidak
aman. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan
menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah disebutkan di atas.
1-3 Kondisi tenaga kerja asing di Taiwan
Negara
Golongan
Thailand Filipina Indonesia Vietnam Mongolia Malaysia
Jumlah
total
Manufaktur 80,955 58,753 7,828 22,336 20 11 169,903
Pembantu
Rumah Tangga
2,286 27,940 74,675 46,474 16 0 151,391
Konstruksi 9,608 1,361 45 730 0 1 11,745
Nelayan 13 833 1,773 703 0 0 3,322
Perawat
Rumah Tangga
32 1,167 902 293 0 0 2,394
Jumlah total 92,894 90,054 85,223 70,536 36 12 338,755
(Data statistik akhir tahun 2006 Biro Pelatihan Kerja Dewan Tenaga Kerja)
1-4 Jenis kecelakaan dan bidang industri
Manufaktur
(termasuk elektronik,
produksi metal dan lain-lain)
1. terjepit, terlindas
2. teriris, terpotong
3. jatuh terpeleset
4. tindakan yg tidak benar
5. tertabrak
6. berkontak dengan bahan yang berbahaya
7. terjatuh, terguling
3
8. kejatuhan barang dari atas
9. terkena benturan keras
10. terkena barang yang runtuh, roboh
Elektronik (manufaktur)
1. teriris, terpotong
2. terlindas, tertabrak
3. berkontak dengan bahan kimia
4. kebocoran gas
5. Menurunnya daya pendengaran, daya
penglihatan
Produksi metal (manufaktur)
1. terjepit, terlindas
2. tertusuk, terpotong, tergores
3. jatuh terpeleset
Petrokimia(minyak dan produksi
batu bara, produksi karet,
produksi karet, produksi plastik)
1. terjepit, terlindas
2. teriris, terpotong, tergores
3. jatuh terpeleset
4. tindakan yang tidak benar
5. tertabrak
6. terkena benturan keras
Konstruksi
1. jatuh terpeleset
2. kejatuhan barang dari atas
3. terinjak
4. terkena barang yang runtuh, roboh
5. berkontak dengan suhu panas, suhu
dingin
6. terjatuh, terguling
7. terjepit, terlindas
8. tertabrak
9. tindakan yang tidak benar
10. terkena benturan keras
Produksi alat transportasi bidang
reparasi
1. terjepit, terlindas
2. tertusuk, terpotong, tergores
3. terkena ledakan
1-5 Pendidikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tujuan pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja adalah mencegah
terjadinya kecelakaan. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan, harus
diambil tindakan yang tepat terhadap tenaga kerja dan perlengkapan, agar tenaga
4
kerja memiliki konsep keselamatan dan kesehatan kerja demi mencegah terjadinya
kecelakaan.
Tujuan keselamatan dan
kesehatan kerja
Melindungi kesehatan tenaga kerja, meningkatkan
efisiensi kerja, mencegah terjadinya kecelakaan kerja
dan penyakit.
Berbagai arah
keselamatan dan kesehatan
kerja
1. Mengantisipasi keberadaan faktor penyebab
bahaya dan melakukan pencegahan sebelumnya.
2. Memahami jenis-jenis bahaya yang ada di tempat
kerja
3. Mengevaluasi tingkat bahaya di tempat kerja
4. Mengendalikan terjadinya bahaya atau komplikasi.
Mengenai peraturan
keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja
Yang terutama adalah UU Keselamatan dan Kesehatan
Tenaga Kerja dan Detail Pelaksanaan UU
Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja.
Faktor penyebab berbahaya
yang sering ditemui
1. Bahaya jenis kimia: terhirup atau terjadinya kontak
antara kulit dengan cairan metal, cairan non-metal,
hidrokarbon dan abu, gas, uap steam, asap dan
embun yang beracun.
2. Bahaya jenis fisika: lingkungan yang
bertemperatur panas dingin, lingkungan yang
beradiasi pengion dan non pengion, bising, vibrasi
dan tekanan udara yang tidak normal.
3. Bahaya yang mengancam manusia dikarenakan
jenis proyek: pencahayaan dan penerangan yang
kurang, bahaya dari pengangkutan, dan bahaya yg
ditimbulkan oleh peralatan.
Cara pengendalian ancaman
bahaya kesehatan kerja
1. Pengendalian teknik: mengganti prosedur kerja,
menutup mengisolasi bahan berbahaya,
menggunakan otomatisasi pekerjaan,
menggunakan cara kerja basah dan ventilasi
pergantian udara.
2. Pengendalian administrasi : mengurangi waktu
pajanan, menyusun peraturan keselamatan dan
kesehatan, memakai alat pelindung, memasang
tanda-tanda peringatan, membuat daftar data
bahan-bahan yang aman, melakukan pelatihan
sistem penangganan darurat.
3. Pemantauan kesehatan : melakukan pemeriksaan
5
kesehatan.
Mengapa diperlukan adanya
pendidikan keselamatan dan
kesehatan kerja?
Menurut H. W. Heinrich, penyebab kecelakaan kerja
yang sering ditemui adalah perilaku yang tidak aman
sebesar 88%, kondisi lingkungan yang tidak aman
sebesar 10%, atau kedua hal tersebut di atas terjadi
secara bersamaan. Oleh karena itu, pelaksanaan
diklat keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dapat
mencegah perilaku yang tidak aman dan memperbaiki
kondisi lingkungan yang tidak aman.
Tujuan pelatihan Agar tenaga kerja memiliki pengetahuan dan
kemampuan mencegah kecelakaan kerja,
mengembangkan konsep dan kebiasaan pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja, memahami ancaman
bahaya yang ada di tempat kerja dan menggunakan
langkah pencegahan kecelakaan kerja.
Peraturan yang perlu ditaati UU Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengatur agar
tenaga kerja, petugas keselamatan dan kesehatan kerja
dan manajer wajib mengikuti pelatihan keselamatan
dan kesehatan kerja.
Obyek pendidikan dan
pelatihan keselamatan dan
kesehatan kerja
1. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja
2. Manajer bagian operasional keselamatan dan
kesehatan kerja
3. Petugas operator mesin dan perlengkapan yang
berbahaya
4. Petugas operator khusus
5. Petugas operator umum
6. Petugas penguji kondisi lingkungan kerja
7. Petugas estimasi keselamatan pembangunan
8. Petugas estimasi keselamatan proses produksi
9. Petugas penyelamat
10. Tenaga kerja baru atau sebelum tenaga kerja
mendapat rotasi pekerjaan.
Jadwal dan isi program
pelatihan
Berbagai obyek pelatihan disesuaikan dengan
peraturan mengenai jadwal dan isi program pelatihan.
Prinsip analisa keselamatan
dan kesehatan kerja
Mencari penyebab dari seluruh tingkat lapisan, dari
lapisan umum sampai dengan pokok penyebabnya
dicari secara tuntas, hingga dapat diketahui
penyebab utamanya dan melakukan perbaikan.
6
Pencegahan kecelakaan
kerja
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja,
sebelumnya harus dimulai dari pengenalan bahaya di
tempat kerja, estimasi, tiga langkah pengendalian,
dalam pengenalan bahaya perlu adanya konfirmasi
keberadaan bahaya di tempat kerja, memutuskan
pengaruh bahaya; dalam mengestimasi bahaya perlu
diketahui adanya tenaga kerja di bawah ancaman
bahaya pajanan atau kemungkinan pajanan, konfirmasi
apakah kadar pajanan sesuai dengan peraturan,
memahami pengendalian perlengkapan atau apakah
langkah manajemen sesuai persyaratan; dalam
pengendalian bahaya perlu dilakukan pengendalian
sumber bahaya, dari pengendalian jalur bahaya, dari
pengendalian tambahan terhadap tenaga kerja pajanan,
menetapkan prosedur pengamanan.
Tindakan penanganan
setelah terjadi kecelakaaan
kerja
Berdasarkan UU Perlindungan Tenaga Kerja dan
Kecelakaan Kerja, pemilik usaha pada saat mulai
memakai tenaga kerja, harus membantu tenaga
kerjanya untuk mendaftar keikutsertaan asuransi
tenaga kerja, demi menjamin keselamatan tenga kerja.
Selain itu, setelah terjadi kecelakaan kerja, pemilik
usaha wajib memberikan subsidi kecelakaan kerja,
apabila pemilik usaha tidak mendaftarkan tenaga
kerjanya ikut serta asuransi tenaga kerja sesuai dengan
UU Standar Ketenagakerjaan, maka pemilik usaha
akan dikenakan denda.
7
Topik 2. Data keselamatan dan kesehatan kerja di bidang konstruksi
2-1 Karakteristik bidang konstruksi
Bidang konstruksi adalah satu bidang produksi yang memerlukan kapasitas tenaga
kerja dan tenaga mesin yang sangat besar, bahaya yang sering ditimbulkan umumnya
dikarenakan faktor fisik, yaitu : terlindas dan terbentur yang disebabkan oleh terjatuh dari
ketinggian, kejatuhan barang dari atas atau barang roboh.
1. Kemungkinan jatuh dari ketinggian terjadinya lebih besar, kerusakan yang
ditimbulkannya lebih parah. Penyebab jatuh dari ketinggian umumnya adalah :
pekerja pada saat bekerja di tempat kerja memiliki kepercayaan dirinya
berpengalaman atau mencari jalan cepat, mulai bekerja tanpa mengenakan alat
pelindung apapun atau baju pelindung, sehingga begitu terjatuh tidak ada sabuk
pengaman atau jaring pengaman bisa mengakibatkan kematian. Selain kurangnya
pemahaman pekerja tentang keamanan, perlindungan tenaga kerja yang
dilakukan pemilik usaha sering tidak mencukupi, sebagai contoh bila bekerja di
kerangka yang tinggi, harus dipasang balok menyilang, disamping untuk menjaga
kestabilan, selain itu untuk memberikan topangan yang kuat bagi tenaga kerja;
pada saat pekerja tidak hati-hati terjatuh, ada satu lapisan pengaman, untuk
mengurangi dampak yang terjadi. Pemilik usaha tidak seharusnya mengabaikan
hidup para pekerjanya demi untuk mengejar keuntungan.
2. Penyebab kejatuhan benda dari atas seringkali karena kecerobohan pekerja;
seperti pada saat mengoperasikan mesin penderek, mesin penggali lubang atau
mesin pendorong, semestinya ada pagar pembatas di sekelilingnya, guna
mencegah masuknya pekerja, apabila tetap diperlukan pekerja lain untuk
memberikan bantuan operasional, maka di sampingnya perlu ada seorang mandor
yang memberikan komando dan pengawasan; selain pagar pembatas pekerja di
area tersebut harus memakai secara benar perlengkapan pelindung seperti helm,
sarung tangan dan sepatu pengaman dan lain-lain. Selain itu pada saat
memindahkan barang berat, sebaiknya menggunakan kekuatan mesin sebagai
pengganti tenaga manusia, demi menghindari terjadinya kecelakaan pada saat
pemindahan.
3. Tertimpa barang yang roboh biasanya terjadi karena tidak adanya pagar pembatas
di area yang mudah runtuh, karena keruntuhan itu biasanya terjadi dalam waktu
sekejap tanpa peringatan terlebih dahulu, oleh karena itu dibuatkan demi
mengurangi resiko kecelakan terhadap pekerja yang memasuki area tersebut.
Benturan atau tabrakan biasanya terjadi dikarenakan kecerobohan pekerja, mesin
penggerak dan kendaraan yang digunakan berukuran sangat besar, pandangan
petugas operator tidak mudah mencapai luasnya batas area kerjanya sehingga
8
terjadi benturan. Cara pencegahan benturan adalah dengan memperdalam
pengetahuan keselamatan pekerja, di sekeliling area penempatan mesin dibuatkan
pagar pembatas, pekerja tidak diperkenankan berada di sekitar area tersebut;
selain itu jumlah mandor lapangan ditambah, dan membantu mengawasi
pengoperasian mesin bermotor atau kendaraan, sehingga bisa mengurangi resiko
benturan.
Tabel 2-1 Benda penyebab kecelakaan dan jenis kecelakaan yang sering terjadi
Persentase jumlah pekerja
yang meninggal di semua
jenis industri
Jenis Kecelakaan Benda
Jumlah Persentase (%)
Jatuh Rak, tangga 4 5,79
Tergencet,
kejatuhan benda
dari atas atau
roboh
Mesin bermotor umum, bahan
material
11 15,94
Tertabrak atau
terbentur
Mesin bermotor umum, alat
angkutan
3 4,34
Jatuh terpeleset
Peralatan konstruksi dan bangunan,
alat angkutan yang memindahkan
mesin, lingkungan, mesin
pemindah bermotor
11 15,94
Teriris, terpotong,
luka tergores
Mesin bermotor umum, bahan
material, mesin manual dan
peralatan
6 8,69
2-2 Analisa kasus
Industri konstruksi paling banyak menggunakan mesin bertenaga besar, biasanya
luka yang ditimbulkannya parah; selain itu terjatuh dari ketinggian juga merupakan jenis
kecelakaan yang sering terjadi, luka yang ditimbulkannya juga sangat parah. Berikut ini
adalah 3 kasus terjatuh dari ketinggian, terbentur, tergencet sebagai contoh jenis
kecelakaan yang sering ditemui dan mengakibatkan luka yang sangat serius. Diharapkan
dari contoh ini dapat memberikan pemahaman bagi pemilik usaha dan pekerja akan
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
9
Kasus 1 : Jenis tabrakan
Judul kasus : Kasus kematian pekerja karena ditabrak kendaraan
Korban Seorang pekerja
Tugas kerja Membantu mengarahkan kendaraan pengaduk beton
Waktu Bulan Maret tahun X, sekitar jam 12.15 AM
Tempat kejadian
Di area pembangunan ; korban berada di belakang kendaraan
pengaduk beton
Peralatan atau benda
yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan
Kendaraan pengaduk beton
Urutan kejadian Pekerja A di lokasi perencanaan jalan sedang membantu
mengarahkan kendaraan pengaduk beton (gambar 2.1) untuk
mundur, seharusnya berdiri di depan jalan masuk ruang bawah
tanah untuk mengatur mengendalikan kendaraan yang keluar
masuk ke ruang bawah tanah, tetapi malah lari ke belakang
kendaraan pengaduk beton, perusahaan kendaraan pengaduk
beton telah menggunakan seorang asisten pengatur kendaraan
tersebut, pekerja C pada saat kecelakaan itu keluar dari jalan
masuk ruang bawah tanah dan menyaksikan korban setelah
tertabrak dan jatuh, helm yang dipakainya (gambar 2.2) terlepas
dan jatuh ke tanah, setelah itu merangkak bangun menjauhi
bagian belakang kendaraan pengaduk beton, dan segera lari
ke bagian samping kendaraan memakai aba-aba tangan agar
pengemudi berhenti memundurkan kendaraan. Mungkin
komunikasi pengemudi akan aba-aba tangan itu tidak berjalan
baik, sehingga kendaraan mundur sekali lagi, ban bagian dalam
sebelah kanan kendaraan melindas kepala korban,
mengakibatkan dia tewas di tempat.
Tahapan penyebab Keterangan
Penyebab umum
Komunikasi melalui aba-aba tangan antara pengemudi
dan asisten tidak berjalan dengan baik, pengemudi
mengambil langkah yang salah akibatnya terjadi
tabrakan dan menyebabkan kematian.
Analisa
Penyebab terperinci
1. Pada saat kendaraan besar mundur, karena sudut
penglihatan pengemudi relatif lebih luas, sebaiknya
tidak berdiri di belakang kendaraan atau di jalur
mundur (area yang tidak aman).
10
2. Pekerja A tidak mengenakan helm dengan tepat, tidak
benar-benar mengencangkan kaitan, sehingga pada
saat tertabrak kendaraan, helm itu langsung jatuh
terlepas, sehingga tidak memiliki fungsi perlindungan
(perilaku yang tidak aman).
Penyebab pokok
Perusahaan kendaraan pengaduk beton telah mengirim
asisten untuk menolong, asisten tugasnya mengarahkan
pengemudi dan mengontrol situasi area, ketika ada
seseorang mendekati area berbahaya, asisten seharusnya
segera mengeluarkan orang tersebut meninggalkan area.
Strategi Pengendalian 1. Karena sudut penglihatan pengemudi kendaraan besar relatif
lebih luas, hendaknya di bagian depan dan belakang
masing-masing ditempatkan seorang asisten. Apabila area
tersebut terlalu bising, hendaknya dilengkapi dengan alat
elektronik yang membantu mengarahkan kendaraan, aba–aba
tangan cenderung membingungkan. Selain itu, asisten
hendaknya membantu pengemudi untuk menjaga keamanan
area sekitar, dan mengeluarkan siapapun yang berada di area
berbahaya tersebut.
2. Pekerja hendaknya memakai dan menggunakan helm dengan
benar. Organisasi / lembaga sosial sebaiknya menekankan
pentingnya pemakaian helm yang benar. Contohnya
memasang poster propaganda, membagikan iklan propaganda
untuk menambah konsep keselamatan kepada pekerja,
bahkan kepada masyarakat umum. Apabila suatu ketika ada
pekerja angkuh hingga tidak memakai dan menggunakan
helm dengan benar, maka pihak perusahaan hendaknya
menambah propaganda, contohnya memberitahukan akibat
yang akan ditimbulkan bila tidak memakai dan menggunakan
helm dengan benar.
11
Gambar 2.1 Pada sekeliling kendaraan pengaduk beton perlu dipasang pagar pembatas
terpisah, pada saat bergerak mundur hendaknya ada asisten yang memberikan bantuan.
Gambar 2.2 Helm hendaknya dikencangkan dengan benar.
Kasus 2 : Jenis tergencet
Judul kasus : Kasus kematian pekerja karena tergencet oleh balok baja yang jatuh dari
mesin penggali lubang
Korban
Tiga orang pekerja : seorang operator mesin penggali lubang,
dua orang pekerja pembantu operasional.
Tugas kerja Mengatur penempatan balok baja di tanah
Waktu Tanggal 16 April tahun X
Tempat kejadian Bagian luar dari area penempatan balok baja di tanah
Peralatan atau benda yang
menyebabkan terjadinya
kecelakaan
Mesin penggali lubang, palang berbentuk huruf U dan balok
baja (gambar 2.3)
Urutan kejadian Pekerja A, B dan C telah mengatur penempatan balok baja di
tanah, pekerja A mengendarai mesin penggali lubang, pekerja
B menghubungkan sisi palang berbentuk huruf U dengan
Hendaknya diatur
penempatan asisten
Kendaraan
pengaduk beton
Helm
12
mesin penggali lubang, pekerja C bersiap-siap mengatur
masuknya balok baja ke dalam dasar lubang yang telah digali.
Karena palang berbentuk huruf U terganjal oleh kerikil, maka
pekerja B pada saat memasukan baut dan lubang bautnya,
terkunci tidak dapat diputar, sehingga mempunyai anggapan
baut itu telah terkunci dengan kuat dan memberitahukan
pekerja A untuk mengangkat balok baja tersebut, pada saat
diangkat balok baja bergoyang-goyang akibatnya baut besar
bergerak ke belakang, sehingga balok baja jatuh ke tanah dan
menimpa pekerja C yang sedang mengarahkan masuknya
balok baja, dia tewas setelah dikirim ke rumah sakit.
Tahapan penyebab Keterangan
Penyebab umum
Pekerja B sebelum memasang palang berbentuk huruf U,
tidak terlebih dahulu membersihkan pasir yang ada di
palang itu, sehingga balok baja jatuh dan menimpa
pekerja C hingga tewas
Penyebab terperinci
1. Ketika mesin penggali lubang atau mesin derek sedang
beroperasi mengangkat benda berat, di sekelilingnya
tidak terdapat tanda petunjuk peringatan dan pagar
pembatas (gambar 2.4) (lingkungan yang tidak aman).
2. Meskipun pekerja C tugasnya mengarahkan masuknya
balok baja ke dasar lubang, tapi tidak seharusnya
berada di lokasi area operasional mesin pengali lubang,
sebaiknya menggunakan peralatan atau tali yang
dioperasikan dari luar area untuk mengarahkan balok
baja tersebut (perilaku yang tidak aman).
Analisa
Penyebab pokok
Perusahaan konstruksi tidak mengirim manajer untuk
mengawasi lapangan, pada saat mengoperasikan masuknya
balok baja dan pekerjaan berbahaya sejenisnya, juga tidak
ada alat pencegah khusus atau peralatan untuk melindungi
atau pengganti tenaga kerja; pada saat mengangkat benda
berat tersebut, persiapan sebelum pengangkatan
dilakukan dengan ceroboh, menunjukkan pekerja sangat
tidak berhati-hati.
Strategi
Pengendalian
1. Pada saat kendaraan melaksanakan pengoperasian industri konstruksi,
hendaknya seseorang dilarang masuk ke dalam area operasi atau area
13
yang berdekatan dengan lokasi bahaya, selain itu pada saat
pengoperasian mesin derek, pemilik usaha hendaknya memakai fasilitas
atau sistim pencegahan benda yang diangkat melintasi pekerja atau
mencegah pekerja melewati area di bawah benda yang diangkat. Apabila
di sekeliling area banyak pekerja yang melintas, hendaknya dipasang
tanda peringatan dan poster, fungsi pertama sebagai peringatan
pencegahan bahaya, fungsi kedua sebagai proganda, menambah konsep
keselamatan dan kesehatan kepada masyarakat umum.
2. Selain itu pada saat pemasangan hendaknya dipastikan alat pengangkut
itu telah terkunci dengan baik, baru melakukan pengangkutan, selain itu
hendaknya menggunakan alat pengait yang bisa terkunci, dan tidak
menggunakan palang berbentuk huruf U yang lebih sederhana, sebab
alat pengait tidak akan melonggar sehingga tidak ada kekhawatiran
terjatuhnya benda yang diangkut.
3. Prosedur akhir pengangkatan benda berat, hendaknya menggunakan
peralatan guna melindungi pekerja, sebab ini adalah proses
pengangkatan yang paling beresiko terjadi kecelakaan. Komunikasi
yang tidak benar antara operator mesin derek dan pekerja pengarah yang
ada di lapangan atau di satu pihak kurangnya keahlian, sangat mudah
mengakibatkan terjadinya kecelakaan, perusahaan konstruksi hendaknya
menyediakan pekerja dengan fasilitas peralatan yang mengarahkan
alat derek, agar pekerja dapat melaksanakan operasi pemasukan dari
tempat yang aman.
14
Gambar 2.3 Kasus ini terjadi ketika alat penggali lubang sedang mengangkat balok baja,
dengan menggunakan palang berbentuk huruf U disambungkan dengan gambar kedua.
Pada saat menggunakan palang berbentuk huruf U perlu dipastikan palang tersebut telah
terpasang dengan erat.
Gambar 2.4 Di sekeliling lokasi pembangunan perlu dipasang pagar pengaman
Tanda-tanda
keselamatan
dan pagar
pengaman
Proses
pengangkatan
balok baja
Mesin penggali
lubang
15
Kasus 3 : Jenis tergencet (keruntuhan)
Judul kasus: Kasus kematian pekerja dikarenakan tertimpa dinding bata yang runtuh
Korban Dua orang pekerja
Tugas kerja Membongkar partisi ruangan dan lantai
Waktu Bulan November tahun X sekitar jam 11.45
Tempat kejadian Area kerja pembongkaran partisi ruangan dan lantai
Peralatan atau benda
yang menyebabkan
terjadinya
kecelakaan
Dinding luar yang belum dibongkar
Urutan kejadian Pada suatu hari jam 7:30 pagi, 2 orang pekerja sedang melakukan
pembongkaran dinding partisi batu bata ruangan dalam,
pembongkaran lantai dan tegel dinding. Selesai pekerjaan hari itu,
karena hanya sebagian partisi batu bata ruangan dalam yang belum
selesai dibongkar, maka pembongkaran di area itu perlu dilanjutkan
pada keesokan hari jam 08:00 pagi ; keesokan harinya jam 07:00
pagi pemilik usaha sampai di area kerja untuk membuka pintu bagi
pekerja A dan memintanya menyelesaikan pekerjaan kemaren yang
belum selesai, setelah selesai memberikan penugasan, di area hanya
tertinggal pekerja A bekerja seorang diri. Setelah itu jam 10:00 pagi
pemilik usaha kembali ke area kerja untuk mengawasi kondisi kerja
dan memeriksa apakah pekerjaan dilakukan sesuai aturan dan
setelah mengingatkan keamanan kerja dia meninggalkan area kerja.
Kemudian jam 11:45 siang kembali lagi ke area kerja untuk
mengantar makanan siang, dia mendapati dinding luar pintu masuk
telah runtuh (gambar 2.5). Tetangga terdekat memberitahukan
bahwa pekerja A tertimpa batu bata yang roboh serta alat
penghancur dinding, setelah ditolong keluar dari reruntuhan dan
dilarikan ke RS, jam 5:00 hari itu juga pekerja A meninggal dunia.
Tahapan penyebab Keterangan
Penyebab umum Tertimpa dinding bata yang runtuh hingga tewas
Analisa
Penyebab terperinci
1. Pembongkaran dinding struktur bangunan tidak
dilakukan secara bertahap mulai dari bagian tertinggi
hingga bagian terendah, selain itu pembongkaran
dinding dilakukan tanpa penopang, tanpa pengendalian
tali dan lainnya untuk mencegah keruntuhan
(lingkungan yang tidak aman).
16
2. Tidak memakai helm dan kurangnya pengetahuan
keselamatan, berada di area yang mudah runtuh dan
bekerja di area bangunan tanpa penopang (perilaku
yang tidak aman).
Penyebab pokok
Pemilik proyek tidak mengawasi sendiri atau
menempatkan seorang pengawas untuk mengawasi
pekerjaan dan tidak benar-benar memeriksa peralatan
keselamatan untuk proses pembongkaran dinding partisi
ruangan dalam, selain itu tidak memberikan pendidikan
pelatihan keselamatan dan kesehatan serta pencegahan
kecelakaan kerja yang diperlukan.
Strategi
pengendalian
1. Bangunan atau tumpukan benda yang mudah runtuh, harus dibatasi
pagar pengaman atau dipasangi tiang penopang di dekatnya, demi
mencegah pekerja tertimpa keruntuhan; pengawas harus ada di area
kerja untuk memonitor, menjaga dan mencegah pekerja mendekati area
bangunan atau tumpukan benda yang mudah runtuh.
2. Lembaga sosial harus menekankan pentingnya pemakaian peralatan
keselamatan seperti helm, contohnya dengan menempel poster,
menyebarkan informasi ajakan untuk memperkuat konsep keselamatan
bagi pekerja dan masyarakat umum. Apabila suatu ketika ada pekerja
yang angkuh dan tidak memakai helm dengan benar, manajemen
perusahaan harus menggiatkan penyebaran informasi, seperti
memberitahukan konsekwensi apabila tidak memakai helm, dan
lain-lain.
3. Melakukan penyebaran informasi tentang contoh kasus sejenis kepada
perusahaan dan masyarakat umum, agar masyarakat umum mempunyai
konsep keselamatan dan kesehatan, sehingga dapat memonitor dari
samping (contohnya keluarga pekerja bisa memonitor dan memberi
pengarahan); selain itu pemilik usaha atau perusahaan konstruksi harus
mengatur penempatan pengawas di area untuk melakukan pemeriksaan
peralatan keselamatan kerja, memberikan pendidikan dan pelatihan
keselamatan dan kesehatan kerja serta pencegahan kecelakaan yang
diperlukan, pemerintah perlu membantu pelatihan, mengadakan sistem
pemeriksaan, pemberian penghargaan dan hukuman.
17
Gambar 2.5 Dinding yang runtuh, bangunan yang mudah runtuh harus dilengkapi dengan
tanda-tanda dan pagar pengaman, seperti gambar 2.4.
2-3 Kesimpulan
Dalam analisa kasus di atas, walaupun penyebab umum tidak sama, tetapi setelah
melalui analisa mendalam dan mendasar, ditemukan fakta bahwa kecelakaan itu terjadi
sebagai akibat pemilik usaha atau perusahaan yang ceroboh dan membiarkan pekerja
tidak mentaati prinsip keselamatan dan kesehatan kerja. Pada saat meminta pekerja
mematuhi peraturan, justru mengabaikan tanggung jawab pengawasan dan bimbingan,
hanya akan mengulang terjadinya kecelakaan. Apabila pekerja dan manajemen kedua
belah pihak saling mengawasi dan diaplikasikan dalam pekerjaan nyata, maka pendidikan
keselamatan dan keamanan baru ada artinya, peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
baru berguna.
18
Topik 3. Penjelasan mengenai perlindungan hak tenaga kerja asing dan
cara meminta bantuan
3-1 Keamanan dan kesehatan tenaga kerja
Berdasarkan Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pemilik usaha
harus memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja yang diperlukan di tempat
kerja. Selain peralatan keselamatan dan kesehatan di area kerja, juga ada peralatan
perorangan. Pada saat perusahaan merekrut pekerja, harus memberikan pendidikan dan
pelatihan keselamatan, kesehatan dan pencegahan kecelakaan, termasuk langkah-langkah
keselamatan kerja, bahaya yang mungkin dihadapi, hal-hal yang perlu diperhatikan, jalan
Dewan Tenaga Kerja
Eksekutif Yuan
Kantor Bagian Keselamatan dan Kesehatan
Tenaga Kerja
Kantor Bagian Inspeksi Tenaga Kerja
Kantor Bagian Asuransi Tenaga Kerja
Kantor Bagian Kesejahteraan Tenaga Kerja
Kantor Bagian Persyaratan Ketenagakerjaan
Kantor Bagian Manajemen Hubungan Tenaga
Kerja
Biro Pelatihan Tenaga Kerja
Institut Keselamatan dan Kesehatan Kerja
19
keselamatan, pertolongan darurat, pemadam kebakaran, dan lain-lain serta menjaga
keselamatan kerja dan kesehatan fisik dan psikis.
3-2 Penanganan Perselisihan
Selama masa bekerja di Taiwan, apabila ada perselisihan kontrak kerja atau
mengenai hak dan kepentingan antara kedua belah pihak, dapat meminta bantuan
penyelesaian masalah kepada Pusat Konseling Tenaga Kerja Asing Biro Tenaga Kerja
pemerintah daerah setempat atau lembaga sosial kemasyarakatan.
3-3 Jalur Bantuan
Selama bekerja di Taiwan, bila terjadi perselisihan mengenai kontrak kerja atau
mengenai hak dan kepentingan antara kedua belah pihak, dapat meminta bantuan kepada
pusat konseling tenaga kerja asing biro tenaga kerja pemerintah daerah setempat atau
melalui saluran bebas pulsa yang disediakan oleh Dewan Tenaga Kerja ( Bhs.Inggris :
0800-885885; Bhs.Thailand : 0800-885995; Bhs.Indonesia : 0800-885958; Bhs.Vietnam :
0800-017858)
Nama Pusat
Konseling Alamat Telepon / Fax
Pusat konseling TKA
Kota Taipei
8 Flr, No.21 Sec.1 Dihua Street,
Tatung District, Taipei City
TEL:02-25502151
FAX:02-25507024
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
TENAGA KERJA ASING - BIDANG KONSTRUKSI
. Penjelasan mengenai sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja di Taiwan, konsep dasar mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja serta uraian jenis-jenis
kecelakaan pada bidang industri tertentu
1-1 Sistem keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
Eksekutif
Yuan
Pemerintahan
setempat
Pemerintahan
daerah / kota
Dewan
Tenaga Kerja
Biro
Tenaga Kerja
setempat
Kantor Bagian
Inspeksi
Tenaga Kerja
Perusahaan
Dewan Keselamatan dan Kesehatan
Mandor pengawas di tempat kerja
Instansi
Ketenagakerjaan
Lembaga yang
dibawahi
Pemilik Usaha
Biro
Tenaga Kerja
daerah / kota
Divisi
Administrasi
Tenaga Kerja
Divisi
Kesejahteraan
Tenaga Kerja
Pusat
Konseling
Tenaga Kerja
Asing
2
1-2 Pencegahan merupakan cara yang paling efektif
Konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja :
Dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja yaitu : 「perilaku yang
tidak aman」 dan 「kondisi lingkungan yang tidak aman」, berdasarkan data dari Biro
Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi sampai saat ini
adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut:
1. sembrono dan tidak hati – hati
2. tidak mematuhi peraturan
3. tidak mengikuti standar prosedur kerja.
4. tidak memakai alat pelindung diri
5. kondisi badan yang lemah
Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak
bisa dihindarkan (seperti bencana alam) , selain itu 24% dikarenakan lingkungan atau
peralatan yang tidak memenuhi syarat, dan 73% dikarenakan perilaku yang tidak
aman. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan
menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah disebutkan di atas.
1-3 Kondisi tenaga kerja asing di Taiwan
Negara
Golongan
Thailand Filipina Indonesia Vietnam Mongolia Malaysia
Jumlah
total
Manufaktur 80,955 58,753 7,828 22,336 20 11 169,903
Pembantu
Rumah Tangga
2,286 27,940 74,675 46,474 16 0 151,391
Konstruksi 9,608 1,361 45 730 0 1 11,745
Nelayan 13 833 1,773 703 0 0 3,322
Perawat
Rumah Tangga
32 1,167 902 293 0 0 2,394
Jumlah total 92,894 90,054 85,223 70,536 36 12 338,755
(Data statistik akhir tahun 2006 Biro Pelatihan Kerja Dewan Tenaga Kerja)
1-4 Jenis kecelakaan dan bidang industri
Manufaktur
(termasuk elektronik,
produksi metal dan lain-lain)
1. terjepit, terlindas
2. teriris, terpotong
3. jatuh terpeleset
4. tindakan yg tidak benar
5. tertabrak
6. berkontak dengan bahan yang berbahaya
7. terjatuh, terguling
3
8. kejatuhan barang dari atas
9. terkena benturan keras
10. terkena barang yang runtuh, roboh
Elektronik (manufaktur)
1. teriris, terpotong
2. terlindas, tertabrak
3. berkontak dengan bahan kimia
4. kebocoran gas
5. Menurunnya daya pendengaran, daya
penglihatan
Produksi metal (manufaktur)
1. terjepit, terlindas
2. tertusuk, terpotong, tergores
3. jatuh terpeleset
Petrokimia(minyak dan produksi
batu bara, produksi karet,
produksi karet, produksi plastik)
1. terjepit, terlindas
2. teriris, terpotong, tergores
3. jatuh terpeleset
4. tindakan yang tidak benar
5. tertabrak
6. terkena benturan keras
Konstruksi
1. jatuh terpeleset
2. kejatuhan barang dari atas
3. terinjak
4. terkena barang yang runtuh, roboh
5. berkontak dengan suhu panas, suhu
dingin
6. terjatuh, terguling
7. terjepit, terlindas
8. tertabrak
9. tindakan yang tidak benar
10. terkena benturan keras
Produksi alat transportasi bidang
reparasi
1. terjepit, terlindas
2. tertusuk, terpotong, tergores
3. terkena ledakan
1-5 Pendidikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tujuan pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja adalah mencegah
terjadinya kecelakaan. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan, harus
diambil tindakan yang tepat terhadap tenaga kerja dan perlengkapan, agar tenaga
4
kerja memiliki konsep keselamatan dan kesehatan kerja demi mencegah terjadinya
kecelakaan.
Tujuan keselamatan dan
kesehatan kerja
Melindungi kesehatan tenaga kerja, meningkatkan
efisiensi kerja, mencegah terjadinya kecelakaan kerja
dan penyakit.
Berbagai arah
keselamatan dan kesehatan
kerja
1. Mengantisipasi keberadaan faktor penyebab
bahaya dan melakukan pencegahan sebelumnya.
2. Memahami jenis-jenis bahaya yang ada di tempat
kerja
3. Mengevaluasi tingkat bahaya di tempat kerja
4. Mengendalikan terjadinya bahaya atau komplikasi.
Mengenai peraturan
keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja
Yang terutama adalah UU Keselamatan dan Kesehatan
Tenaga Kerja dan Detail Pelaksanaan UU
Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja.
Faktor penyebab berbahaya
yang sering ditemui
1. Bahaya jenis kimia: terhirup atau terjadinya kontak
antara kulit dengan cairan metal, cairan non-metal,
hidrokarbon dan abu, gas, uap steam, asap dan
embun yang beracun.
2. Bahaya jenis fisika: lingkungan yang
bertemperatur panas dingin, lingkungan yang
beradiasi pengion dan non pengion, bising, vibrasi
dan tekanan udara yang tidak normal.
3. Bahaya yang mengancam manusia dikarenakan
jenis proyek: pencahayaan dan penerangan yang
kurang, bahaya dari pengangkutan, dan bahaya yg
ditimbulkan oleh peralatan.
Cara pengendalian ancaman
bahaya kesehatan kerja
1. Pengendalian teknik: mengganti prosedur kerja,
menutup mengisolasi bahan berbahaya,
menggunakan otomatisasi pekerjaan,
menggunakan cara kerja basah dan ventilasi
pergantian udara.
2. Pengendalian administrasi : mengurangi waktu
pajanan, menyusun peraturan keselamatan dan
kesehatan, memakai alat pelindung, memasang
tanda-tanda peringatan, membuat daftar data
bahan-bahan yang aman, melakukan pelatihan
sistem penangganan darurat.
3. Pemantauan kesehatan : melakukan pemeriksaan
5
kesehatan.
Mengapa diperlukan adanya
pendidikan keselamatan dan
kesehatan kerja?
Menurut H. W. Heinrich, penyebab kecelakaan kerja
yang sering ditemui adalah perilaku yang tidak aman
sebesar 88%, kondisi lingkungan yang tidak aman
sebesar 10%, atau kedua hal tersebut di atas terjadi
secara bersamaan. Oleh karena itu, pelaksanaan
diklat keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dapat
mencegah perilaku yang tidak aman dan memperbaiki
kondisi lingkungan yang tidak aman.
Tujuan pelatihan Agar tenaga kerja memiliki pengetahuan dan
kemampuan mencegah kecelakaan kerja,
mengembangkan konsep dan kebiasaan pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja, memahami ancaman
bahaya yang ada di tempat kerja dan menggunakan
langkah pencegahan kecelakaan kerja.
Peraturan yang perlu ditaati UU Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengatur agar
tenaga kerja, petugas keselamatan dan kesehatan kerja
dan manajer wajib mengikuti pelatihan keselamatan
dan kesehatan kerja.
Obyek pendidikan dan
pelatihan keselamatan dan
kesehatan kerja
1. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja
2. Manajer bagian operasional keselamatan dan
kesehatan kerja
3. Petugas operator mesin dan perlengkapan yang
berbahaya
4. Petugas operator khusus
5. Petugas operator umum
6. Petugas penguji kondisi lingkungan kerja
7. Petugas estimasi keselamatan pembangunan
8. Petugas estimasi keselamatan proses produksi
9. Petugas penyelamat
10. Tenaga kerja baru atau sebelum tenaga kerja
mendapat rotasi pekerjaan.
Jadwal dan isi program
pelatihan
Berbagai obyek pelatihan disesuaikan dengan
peraturan mengenai jadwal dan isi program pelatihan.
Prinsip analisa keselamatan
dan kesehatan kerja
Mencari penyebab dari seluruh tingkat lapisan, dari
lapisan umum sampai dengan pokok penyebabnya
dicari secara tuntas, hingga dapat diketahui
penyebab utamanya dan melakukan perbaikan.
6
Pencegahan kecelakaan
kerja
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja,
sebelumnya harus dimulai dari pengenalan bahaya di
tempat kerja, estimasi, tiga langkah pengendalian,
dalam pengenalan bahaya perlu adanya konfirmasi
keberadaan bahaya di tempat kerja, memutuskan
pengaruh bahaya; dalam mengestimasi bahaya perlu
diketahui adanya tenaga kerja di bawah ancaman
bahaya pajanan atau kemungkinan pajanan, konfirmasi
apakah kadar pajanan sesuai dengan peraturan,
memahami pengendalian perlengkapan atau apakah
langkah manajemen sesuai persyaratan; dalam
pengendalian bahaya perlu dilakukan pengendalian
sumber bahaya, dari pengendalian jalur bahaya, dari
pengendalian tambahan terhadap tenaga kerja pajanan,
menetapkan prosedur pengamanan.
Tindakan penanganan
setelah terjadi kecelakaaan
kerja
Berdasarkan UU Perlindungan Tenaga Kerja dan
Kecelakaan Kerja, pemilik usaha pada saat mulai
memakai tenaga kerja, harus membantu tenaga
kerjanya untuk mendaftar keikutsertaan asuransi
tenaga kerja, demi menjamin keselamatan tenga kerja.
Selain itu, setelah terjadi kecelakaan kerja, pemilik
usaha wajib memberikan subsidi kecelakaan kerja,
apabila pemilik usaha tidak mendaftarkan tenaga
kerjanya ikut serta asuransi tenaga kerja sesuai dengan
UU Standar Ketenagakerjaan, maka pemilik usaha
akan dikenakan denda.
7
Topik 2. Data keselamatan dan kesehatan kerja di bidang konstruksi
2-1 Karakteristik bidang konstruksi
Bidang konstruksi adalah satu bidang produksi yang memerlukan kapasitas tenaga
kerja dan tenaga mesin yang sangat besar, bahaya yang sering ditimbulkan umumnya
dikarenakan faktor fisik, yaitu : terlindas dan terbentur yang disebabkan oleh terjatuh dari
ketinggian, kejatuhan barang dari atas atau barang roboh.
1. Kemungkinan jatuh dari ketinggian terjadinya lebih besar, kerusakan yang
ditimbulkannya lebih parah. Penyebab jatuh dari ketinggian umumnya adalah :
pekerja pada saat bekerja di tempat kerja memiliki kepercayaan dirinya
berpengalaman atau mencari jalan cepat, mulai bekerja tanpa mengenakan alat
pelindung apapun atau baju pelindung, sehingga begitu terjatuh tidak ada sabuk
pengaman atau jaring pengaman bisa mengakibatkan kematian. Selain kurangnya
pemahaman pekerja tentang keamanan, perlindungan tenaga kerja yang
dilakukan pemilik usaha sering tidak mencukupi, sebagai contoh bila bekerja di
kerangka yang tinggi, harus dipasang balok menyilang, disamping untuk menjaga
kestabilan, selain itu untuk memberikan topangan yang kuat bagi tenaga kerja;
pada saat pekerja tidak hati-hati terjatuh, ada satu lapisan pengaman, untuk
mengurangi dampak yang terjadi. Pemilik usaha tidak seharusnya mengabaikan
hidup para pekerjanya demi untuk mengejar keuntungan.
2. Penyebab kejatuhan benda dari atas seringkali karena kecerobohan pekerja;
seperti pada saat mengoperasikan mesin penderek, mesin penggali lubang atau
mesin pendorong, semestinya ada pagar pembatas di sekelilingnya, guna
mencegah masuknya pekerja, apabila tetap diperlukan pekerja lain untuk
memberikan bantuan operasional, maka di sampingnya perlu ada seorang mandor
yang memberikan komando dan pengawasan; selain pagar pembatas pekerja di
area tersebut harus memakai secara benar perlengkapan pelindung seperti helm,
sarung tangan dan sepatu pengaman dan lain-lain. Selain itu pada saat
memindahkan barang berat, sebaiknya menggunakan kekuatan mesin sebagai
pengganti tenaga manusia, demi menghindari terjadinya kecelakaan pada saat
pemindahan.
3. Tertimpa barang yang roboh biasanya terjadi karena tidak adanya pagar pembatas
di area yang mudah runtuh, karena keruntuhan itu biasanya terjadi dalam waktu
sekejap tanpa peringatan terlebih dahulu, oleh karena itu dibuatkan demi
mengurangi resiko kecelakan terhadap pekerja yang memasuki area tersebut.
Benturan atau tabrakan biasanya terjadi dikarenakan kecerobohan pekerja, mesin
penggerak dan kendaraan yang digunakan berukuran sangat besar, pandangan
petugas operator tidak mudah mencapai luasnya batas area kerjanya sehingga
8
terjadi benturan. Cara pencegahan benturan adalah dengan memperdalam
pengetahuan keselamatan pekerja, di sekeliling area penempatan mesin dibuatkan
pagar pembatas, pekerja tidak diperkenankan berada di sekitar area tersebut;
selain itu jumlah mandor lapangan ditambah, dan membantu mengawasi
pengoperasian mesin bermotor atau kendaraan, sehingga bisa mengurangi resiko
benturan.
Tabel 2-1 Benda penyebab kecelakaan dan jenis kecelakaan yang sering terjadi
Persentase jumlah pekerja
yang meninggal di semua
jenis industri
Jenis Kecelakaan Benda
Jumlah Persentase (%)
Jatuh Rak, tangga 4 5,79
Tergencet,
kejatuhan benda
dari atas atau
roboh
Mesin bermotor umum, bahan
material
11 15,94
Tertabrak atau
terbentur
Mesin bermotor umum, alat
angkutan
3 4,34
Jatuh terpeleset
Peralatan konstruksi dan bangunan,
alat angkutan yang memindahkan
mesin, lingkungan, mesin
pemindah bermotor
11 15,94
Teriris, terpotong,
luka tergores
Mesin bermotor umum, bahan
material, mesin manual dan
peralatan
6 8,69
2-2 Analisa kasus
Industri konstruksi paling banyak menggunakan mesin bertenaga besar, biasanya
luka yang ditimbulkannya parah; selain itu terjatuh dari ketinggian juga merupakan jenis
kecelakaan yang sering terjadi, luka yang ditimbulkannya juga sangat parah. Berikut ini
adalah 3 kasus terjatuh dari ketinggian, terbentur, tergencet sebagai contoh jenis
kecelakaan yang sering ditemui dan mengakibatkan luka yang sangat serius. Diharapkan
dari contoh ini dapat memberikan pemahaman bagi pemilik usaha dan pekerja akan
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
9
Kasus 1 : Jenis tabrakan
Judul kasus : Kasus kematian pekerja karena ditabrak kendaraan
Korban Seorang pekerja
Tugas kerja Membantu mengarahkan kendaraan pengaduk beton
Waktu Bulan Maret tahun X, sekitar jam 12.15 AM
Tempat kejadian
Di area pembangunan ; korban berada di belakang kendaraan
pengaduk beton
Peralatan atau benda
yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan
Kendaraan pengaduk beton
Urutan kejadian Pekerja A di lokasi perencanaan jalan sedang membantu
mengarahkan kendaraan pengaduk beton (gambar 2.1) untuk
mundur, seharusnya berdiri di depan jalan masuk ruang bawah
tanah untuk mengatur mengendalikan kendaraan yang keluar
masuk ke ruang bawah tanah, tetapi malah lari ke belakang
kendaraan pengaduk beton, perusahaan kendaraan pengaduk
beton telah menggunakan seorang asisten pengatur kendaraan
tersebut, pekerja C pada saat kecelakaan itu keluar dari jalan
masuk ruang bawah tanah dan menyaksikan korban setelah
tertabrak dan jatuh, helm yang dipakainya (gambar 2.2) terlepas
dan jatuh ke tanah, setelah itu merangkak bangun menjauhi
bagian belakang kendaraan pengaduk beton, dan segera lari
ke bagian samping kendaraan memakai aba-aba tangan agar
pengemudi berhenti memundurkan kendaraan. Mungkin
komunikasi pengemudi akan aba-aba tangan itu tidak berjalan
baik, sehingga kendaraan mundur sekali lagi, ban bagian dalam
sebelah kanan kendaraan melindas kepala korban,
mengakibatkan dia tewas di tempat.
Tahapan penyebab Keterangan
Penyebab umum
Komunikasi melalui aba-aba tangan antara pengemudi
dan asisten tidak berjalan dengan baik, pengemudi
mengambil langkah yang salah akibatnya terjadi
tabrakan dan menyebabkan kematian.
Analisa
Penyebab terperinci
1. Pada saat kendaraan besar mundur, karena sudut
penglihatan pengemudi relatif lebih luas, sebaiknya
tidak berdiri di belakang kendaraan atau di jalur
mundur (area yang tidak aman).
10
2. Pekerja A tidak mengenakan helm dengan tepat, tidak
benar-benar mengencangkan kaitan, sehingga pada
saat tertabrak kendaraan, helm itu langsung jatuh
terlepas, sehingga tidak memiliki fungsi perlindungan
(perilaku yang tidak aman).
Penyebab pokok
Perusahaan kendaraan pengaduk beton telah mengirim
asisten untuk menolong, asisten tugasnya mengarahkan
pengemudi dan mengontrol situasi area, ketika ada
seseorang mendekati area berbahaya, asisten seharusnya
segera mengeluarkan orang tersebut meninggalkan area.
Strategi Pengendalian 1. Karena sudut penglihatan pengemudi kendaraan besar relatif
lebih luas, hendaknya di bagian depan dan belakang
masing-masing ditempatkan seorang asisten. Apabila area
tersebut terlalu bising, hendaknya dilengkapi dengan alat
elektronik yang membantu mengarahkan kendaraan, aba–aba
tangan cenderung membingungkan. Selain itu, asisten
hendaknya membantu pengemudi untuk menjaga keamanan
area sekitar, dan mengeluarkan siapapun yang berada di area
berbahaya tersebut.
2. Pekerja hendaknya memakai dan menggunakan helm dengan
benar. Organisasi / lembaga sosial sebaiknya menekankan
pentingnya pemakaian helm yang benar. Contohnya
memasang poster propaganda, membagikan iklan propaganda
untuk menambah konsep keselamatan kepada pekerja,
bahkan kepada masyarakat umum. Apabila suatu ketika ada
pekerja angkuh hingga tidak memakai dan menggunakan
helm dengan benar, maka pihak perusahaan hendaknya
menambah propaganda, contohnya memberitahukan akibat
yang akan ditimbulkan bila tidak memakai dan menggunakan
helm dengan benar.
11
Gambar 2.1 Pada sekeliling kendaraan pengaduk beton perlu dipasang pagar pembatas
terpisah, pada saat bergerak mundur hendaknya ada asisten yang memberikan bantuan.
Gambar 2.2 Helm hendaknya dikencangkan dengan benar.
Kasus 2 : Jenis tergencet
Judul kasus : Kasus kematian pekerja karena tergencet oleh balok baja yang jatuh dari
mesin penggali lubang
Korban
Tiga orang pekerja : seorang operator mesin penggali lubang,
dua orang pekerja pembantu operasional.
Tugas kerja Mengatur penempatan balok baja di tanah
Waktu Tanggal 16 April tahun X
Tempat kejadian Bagian luar dari area penempatan balok baja di tanah
Peralatan atau benda yang
menyebabkan terjadinya
kecelakaan
Mesin penggali lubang, palang berbentuk huruf U dan balok
baja (gambar 2.3)
Urutan kejadian Pekerja A, B dan C telah mengatur penempatan balok baja di
tanah, pekerja A mengendarai mesin penggali lubang, pekerja
B menghubungkan sisi palang berbentuk huruf U dengan
Hendaknya diatur
penempatan asisten
Kendaraan
pengaduk beton
Helm
12
mesin penggali lubang, pekerja C bersiap-siap mengatur
masuknya balok baja ke dalam dasar lubang yang telah digali.
Karena palang berbentuk huruf U terganjal oleh kerikil, maka
pekerja B pada saat memasukan baut dan lubang bautnya,
terkunci tidak dapat diputar, sehingga mempunyai anggapan
baut itu telah terkunci dengan kuat dan memberitahukan
pekerja A untuk mengangkat balok baja tersebut, pada saat
diangkat balok baja bergoyang-goyang akibatnya baut besar
bergerak ke belakang, sehingga balok baja jatuh ke tanah dan
menimpa pekerja C yang sedang mengarahkan masuknya
balok baja, dia tewas setelah dikirim ke rumah sakit.
Tahapan penyebab Keterangan
Penyebab umum
Pekerja B sebelum memasang palang berbentuk huruf U,
tidak terlebih dahulu membersihkan pasir yang ada di
palang itu, sehingga balok baja jatuh dan menimpa
pekerja C hingga tewas
Penyebab terperinci
1. Ketika mesin penggali lubang atau mesin derek sedang
beroperasi mengangkat benda berat, di sekelilingnya
tidak terdapat tanda petunjuk peringatan dan pagar
pembatas (gambar 2.4) (lingkungan yang tidak aman).
2. Meskipun pekerja C tugasnya mengarahkan masuknya
balok baja ke dasar lubang, tapi tidak seharusnya
berada di lokasi area operasional mesin pengali lubang,
sebaiknya menggunakan peralatan atau tali yang
dioperasikan dari luar area untuk mengarahkan balok
baja tersebut (perilaku yang tidak aman).
Analisa
Penyebab pokok
Perusahaan konstruksi tidak mengirim manajer untuk
mengawasi lapangan, pada saat mengoperasikan masuknya
balok baja dan pekerjaan berbahaya sejenisnya, juga tidak
ada alat pencegah khusus atau peralatan untuk melindungi
atau pengganti tenaga kerja; pada saat mengangkat benda
berat tersebut, persiapan sebelum pengangkatan
dilakukan dengan ceroboh, menunjukkan pekerja sangat
tidak berhati-hati.
Strategi
Pengendalian
1. Pada saat kendaraan melaksanakan pengoperasian industri konstruksi,
hendaknya seseorang dilarang masuk ke dalam area operasi atau area
13
yang berdekatan dengan lokasi bahaya, selain itu pada saat
pengoperasian mesin derek, pemilik usaha hendaknya memakai fasilitas
atau sistim pencegahan benda yang diangkat melintasi pekerja atau
mencegah pekerja melewati area di bawah benda yang diangkat. Apabila
di sekeliling area banyak pekerja yang melintas, hendaknya dipasang
tanda peringatan dan poster, fungsi pertama sebagai peringatan
pencegahan bahaya, fungsi kedua sebagai proganda, menambah konsep
keselamatan dan kesehatan kepada masyarakat umum.
2. Selain itu pada saat pemasangan hendaknya dipastikan alat pengangkut
itu telah terkunci dengan baik, baru melakukan pengangkutan, selain itu
hendaknya menggunakan alat pengait yang bisa terkunci, dan tidak
menggunakan palang berbentuk huruf U yang lebih sederhana, sebab
alat pengait tidak akan melonggar sehingga tidak ada kekhawatiran
terjatuhnya benda yang diangkut.
3. Prosedur akhir pengangkatan benda berat, hendaknya menggunakan
peralatan guna melindungi pekerja, sebab ini adalah proses
pengangkatan yang paling beresiko terjadi kecelakaan. Komunikasi
yang tidak benar antara operator mesin derek dan pekerja pengarah yang
ada di lapangan atau di satu pihak kurangnya keahlian, sangat mudah
mengakibatkan terjadinya kecelakaan, perusahaan konstruksi hendaknya
menyediakan pekerja dengan fasilitas peralatan yang mengarahkan
alat derek, agar pekerja dapat melaksanakan operasi pemasukan dari
tempat yang aman.
14
Gambar 2.3 Kasus ini terjadi ketika alat penggali lubang sedang mengangkat balok baja,
dengan menggunakan palang berbentuk huruf U disambungkan dengan gambar kedua.
Pada saat menggunakan palang berbentuk huruf U perlu dipastikan palang tersebut telah
terpasang dengan erat.
Gambar 2.4 Di sekeliling lokasi pembangunan perlu dipasang pagar pengaman
Tanda-tanda
keselamatan
dan pagar
pengaman
Proses
pengangkatan
balok baja
Mesin penggali
lubang
15
Kasus 3 : Jenis tergencet (keruntuhan)
Judul kasus: Kasus kematian pekerja dikarenakan tertimpa dinding bata yang runtuh
Korban Dua orang pekerja
Tugas kerja Membongkar partisi ruangan dan lantai
Waktu Bulan November tahun X sekitar jam 11.45
Tempat kejadian Area kerja pembongkaran partisi ruangan dan lantai
Peralatan atau benda
yang menyebabkan
terjadinya
kecelakaan
Dinding luar yang belum dibongkar
Urutan kejadian Pada suatu hari jam 7:30 pagi, 2 orang pekerja sedang melakukan
pembongkaran dinding partisi batu bata ruangan dalam,
pembongkaran lantai dan tegel dinding. Selesai pekerjaan hari itu,
karena hanya sebagian partisi batu bata ruangan dalam yang belum
selesai dibongkar, maka pembongkaran di area itu perlu dilanjutkan
pada keesokan hari jam 08:00 pagi ; keesokan harinya jam 07:00
pagi pemilik usaha sampai di area kerja untuk membuka pintu bagi
pekerja A dan memintanya menyelesaikan pekerjaan kemaren yang
belum selesai, setelah selesai memberikan penugasan, di area hanya
tertinggal pekerja A bekerja seorang diri. Setelah itu jam 10:00 pagi
pemilik usaha kembali ke area kerja untuk mengawasi kondisi kerja
dan memeriksa apakah pekerjaan dilakukan sesuai aturan dan
setelah mengingatkan keamanan kerja dia meninggalkan area kerja.
Kemudian jam 11:45 siang kembali lagi ke area kerja untuk
mengantar makanan siang, dia mendapati dinding luar pintu masuk
telah runtuh (gambar 2.5). Tetangga terdekat memberitahukan
bahwa pekerja A tertimpa batu bata yang roboh serta alat
penghancur dinding, setelah ditolong keluar dari reruntuhan dan
dilarikan ke RS, jam 5:00 hari itu juga pekerja A meninggal dunia.
Tahapan penyebab Keterangan
Penyebab umum Tertimpa dinding bata yang runtuh hingga tewas
Analisa
Penyebab terperinci
1. Pembongkaran dinding struktur bangunan tidak
dilakukan secara bertahap mulai dari bagian tertinggi
hingga bagian terendah, selain itu pembongkaran
dinding dilakukan tanpa penopang, tanpa pengendalian
tali dan lainnya untuk mencegah keruntuhan
(lingkungan yang tidak aman).
16
2. Tidak memakai helm dan kurangnya pengetahuan
keselamatan, berada di area yang mudah runtuh dan
bekerja di area bangunan tanpa penopang (perilaku
yang tidak aman).
Penyebab pokok
Pemilik proyek tidak mengawasi sendiri atau
menempatkan seorang pengawas untuk mengawasi
pekerjaan dan tidak benar-benar memeriksa peralatan
keselamatan untuk proses pembongkaran dinding partisi
ruangan dalam, selain itu tidak memberikan pendidikan
pelatihan keselamatan dan kesehatan serta pencegahan
kecelakaan kerja yang diperlukan.
Strategi
pengendalian
1. Bangunan atau tumpukan benda yang mudah runtuh, harus dibatasi
pagar pengaman atau dipasangi tiang penopang di dekatnya, demi
mencegah pekerja tertimpa keruntuhan; pengawas harus ada di area
kerja untuk memonitor, menjaga dan mencegah pekerja mendekati area
bangunan atau tumpukan benda yang mudah runtuh.
2. Lembaga sosial harus menekankan pentingnya pemakaian peralatan
keselamatan seperti helm, contohnya dengan menempel poster,
menyebarkan informasi ajakan untuk memperkuat konsep keselamatan
bagi pekerja dan masyarakat umum. Apabila suatu ketika ada pekerja
yang angkuh dan tidak memakai helm dengan benar, manajemen
perusahaan harus menggiatkan penyebaran informasi, seperti
memberitahukan konsekwensi apabila tidak memakai helm, dan
lain-lain.
3. Melakukan penyebaran informasi tentang contoh kasus sejenis kepada
perusahaan dan masyarakat umum, agar masyarakat umum mempunyai
konsep keselamatan dan kesehatan, sehingga dapat memonitor dari
samping (contohnya keluarga pekerja bisa memonitor dan memberi
pengarahan); selain itu pemilik usaha atau perusahaan konstruksi harus
mengatur penempatan pengawas di area untuk melakukan pemeriksaan
peralatan keselamatan kerja, memberikan pendidikan dan pelatihan
keselamatan dan kesehatan kerja serta pencegahan kecelakaan yang
diperlukan, pemerintah perlu membantu pelatihan, mengadakan sistem
pemeriksaan, pemberian penghargaan dan hukuman.
17
Gambar 2.5 Dinding yang runtuh, bangunan yang mudah runtuh harus dilengkapi dengan
tanda-tanda dan pagar pengaman, seperti gambar 2.4.
2-3 Kesimpulan
Dalam analisa kasus di atas, walaupun penyebab umum tidak sama, tetapi setelah
melalui analisa mendalam dan mendasar, ditemukan fakta bahwa kecelakaan itu terjadi
sebagai akibat pemilik usaha atau perusahaan yang ceroboh dan membiarkan pekerja
tidak mentaati prinsip keselamatan dan kesehatan kerja. Pada saat meminta pekerja
mematuhi peraturan, justru mengabaikan tanggung jawab pengawasan dan bimbingan,
hanya akan mengulang terjadinya kecelakaan. Apabila pekerja dan manajemen kedua
belah pihak saling mengawasi dan diaplikasikan dalam pekerjaan nyata, maka pendidikan
keselamatan dan keamanan baru ada artinya, peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
baru berguna.
18
Topik 3. Penjelasan mengenai perlindungan hak tenaga kerja asing dan
cara meminta bantuan
3-1 Keamanan dan kesehatan tenaga kerja
Berdasarkan Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pemilik usaha
harus memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja yang diperlukan di tempat
kerja. Selain peralatan keselamatan dan kesehatan di area kerja, juga ada peralatan
perorangan. Pada saat perusahaan merekrut pekerja, harus memberikan pendidikan dan
pelatihan keselamatan, kesehatan dan pencegahan kecelakaan, termasuk langkah-langkah
keselamatan kerja, bahaya yang mungkin dihadapi, hal-hal yang perlu diperhatikan, jalan
Dewan Tenaga Kerja
Eksekutif Yuan
Kantor Bagian Keselamatan dan Kesehatan
Tenaga Kerja
Kantor Bagian Inspeksi Tenaga Kerja
Kantor Bagian Asuransi Tenaga Kerja
Kantor Bagian Kesejahteraan Tenaga Kerja
Kantor Bagian Persyaratan Ketenagakerjaan
Kantor Bagian Manajemen Hubungan Tenaga
Kerja
Biro Pelatihan Tenaga Kerja
Institut Keselamatan dan Kesehatan Kerja
19
keselamatan, pertolongan darurat, pemadam kebakaran, dan lain-lain serta menjaga
keselamatan kerja dan kesehatan fisik dan psikis.
3-2 Penanganan Perselisihan
Selama masa bekerja di Taiwan, apabila ada perselisihan kontrak kerja atau
mengenai hak dan kepentingan antara kedua belah pihak, dapat meminta bantuan
penyelesaian masalah kepada Pusat Konseling Tenaga Kerja Asing Biro Tenaga Kerja
pemerintah daerah setempat atau lembaga sosial kemasyarakatan.
3-3 Jalur Bantuan
Selama bekerja di Taiwan, bila terjadi perselisihan mengenai kontrak kerja atau
mengenai hak dan kepentingan antara kedua belah pihak, dapat meminta bantuan kepada
pusat konseling tenaga kerja asing biro tenaga kerja pemerintah daerah setempat atau
melalui saluran bebas pulsa yang disediakan oleh Dewan Tenaga Kerja ( Bhs.Inggris :
0800-885885; Bhs.Thailand : 0800-885995; Bhs.Indonesia : 0800-885958; Bhs.Vietnam :
0800-017858)
Nama Pusat
Konseling Alamat Telepon / Fax
Pusat konseling TKA
Kota Taipei
8 Flr, No.21 Sec.1 Dihua Street,
Tatung District, Taipei City
TEL:02-25502151
FAX:02-25507024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar